PEMBAHASAN
A. Replikasi
DNA
Ketika
sebuah sel menyalin satu molekul DNA, setiap untai berfungsi sebagai pola
cetakan untuk menyusun nukleutida-nukleutida menjadi satu untaian komplementer
yang baru. Nukleutida-nukleutida tresebut berikatan membentuk untaian baru.
Ditempat yang sebelumnya hanya ada 1 molekul DNA untai ganda pada awal proses,
sekarang ada 2, setiap untai merupakan replica dari molekul induknya.
Model
replikasi DNA ini belum diuji untuk beberapa tahun setelah struktur DNA
dipublikasikan. Model DNA Watson dan crik memprediksi bahwa ketika suatu heliks
ganda bereplikasi, masing-masing dari kedua molekul anaknya akan mempunyai satu
untai yang lama, berasal dari molekul induk, dan satu untai yang baru. Model
semikonservatif ini dapat dibedakan dari model replikasi yang konservatif,
dimana molekul induk tetap utuh dan molekul yang baru seluruhnya terbentuk
sejak dari awal. Pada model dispertif, keempat untai DNA setelah heliks ganda
tereplikasi, seluruhnya mempunyai campuran antara DNA yang lama dan baru.
Replikasi
informasi genetic dalam jumlah yang sangat besar itu tercapai dengan sangat
sedikit kesalahan hanya sekitar satu kesalahan per milyar nukleotida. Penyalinan DNA sangat luar biasa bila
ditinjau dari kecepatan dan ketepatan. Lebih dari selusin enzim dan protein
lainnya ikut serta dalam replikasi DNA. (Campbel; )
Konsep penting Replikasi DNA :
1. Replikasi terjadi dalam dua arah yang berbeda (bidireksional)
2. Setiap pemanjangan rantai DNA baru akan diawali oleh primer
3. Enzim DNA polimerase hanya aktif melakukan replikasi DNA pada arah
3′-5′
rantai DNA. Keadaan ini
menyebabkan proses pemanjangan rantai nukleotida
hanya berjalan normal pada
salah satu rantai DNA.
4. Pada rantai DNA yang lain akan terbentuk okazaki fragmen untuk
melakukan
pemanjangan rantai DNA yang
baru.
5. Fragmen yang terputus-putus kemudian akan disambung dengan enzim
ligase.
Replikasi atau
perbanyakan asam nukleat dilakukan dengan dua cara yaitu replikasi dan
transkripsi. Kedua proses tersebut digunakan satu utasan asam nukleat sebagai
modelnya.Dalam proses replikasi perbanyakan satu molekul asam nukleat dilakukan
dengan menggunakan dirinya sebagai model cetakan. Menurut pada ahli, ada tiga
model replikasi DNA yaitu :
1.
Model konservatif,
Double helix parental tetap utuh, disampingnya dicetak molekul DNA baru
2.
Model
semikonservatif, Dua pita spiral dari double helix memisahkan diri, tiap pita
tunggal dari double helix parental ini berlaku sebagai cetakan (template) untuk
membentuk pita pasangan yang baru.
3.
Model dispersif,
Kedua pita dari double helix parental putus dibeberapa tempat kemudian dibentuk
segmen-segmen DNA baru Selanjutnya potongan-potongan DNA parental dan DNA baru
bersambungan dan menghasilkan dua double helix baru.
Pada tahun 1958 Matthew Meselson dan Franklin Stahl
berhasil menunjukkan secara empiris bahwa replikasi DNA berlangsung dengan
mekanisme secara semikonservatif. Meselson dan Stahl melakukan eksperimen untuk
mengetahui mekanisme replikasi DNA dengan menggunakan bakteri Escherichia coli.
Pertama kali, bakteri E.coli ditumbuhkan dalam medium yang mengandung nitrogen
“berat” yaitu isotop 15N selama beberapa generasi. Dengan cara
demikian maka molekul DNA induk mempunyai label berupa isotop berat sehingga
molekulnya mempunyai densitas yang lebih tinggi dibanding DNA normal. Sel-sel
yang molekul DNA-
nya sudah berlabel tersebut kemudian dipindahkan ke medium baru yang mengandung isotop nitrogen yang “ringan“, yaitu 14N. Pada selang waktu tertentu setelah dipindahkan ke medium baru, sampel sel dipanen dan DNA-nya diisolasi. DNA hasil isolat tersebut kemudian disentrifugasi dengan ultrasentrifugasi gradien CsCl untuk menentukan densitas molekul DNA-nya. Hasil pengukuran densitas DNA yang diisolasi pada generasi pertama, semua DNA mempunyai densitas molekul hibrid, yaitu densitas yang dihasilkan oleh gabungan molekul DNA yang mengandung 15N dan 14N. Sebelum dipindahkan ke medium yang mengandung 14N ( yaitu generasi ke 0), kedua untaian DNA induk mengandung isotop 15N. Pada generasi kedua, densitas molekul DNA terdiri atas dua kelompok yaitu yang mempunyai densitas molekul hibrid dan yang mempunyai densitas lebih rendah dibanding dengan densitas molekul hibrid. Kelompok kedua tersebut terdiri atas molekul DNA yang kedua untaiannya mengandung isotop 14N.
Hasil eksperimen Meselson dan Stahl tersebut menunjukkan
bahwa molekul DNA anakan terdiri atas satu untai DNA induk dan satu untai DNA
hasil sintesis baru sehingga sesuai dengan model replikasi secara
semikonservatif. Hasil eksperimen tersebut kemudian dikonfirmasi lagi dengan
eksperimen kedua. Dalam eksperimen ini, molekul DNA hibrid didenaturasi dengan
pemanasan pada suhu 1000C, kemudian disentrifugasi dalam gradien
CsCl. DNA yang sudah didenaturasi tersebut menghasilkan dua pita DNA yang
terdiri atas untai tunggal DNA yang mengandung 15N dan untai-tunggal
DNA yang mengandung 14N. Berdasarkan atas eksperimen dapat
disimpulkan bahwa replikasi DNA berlangsung secara semikonservatif.
Gambar 2: Semi konservatif (Masselson-Stahl)1958
(http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/05/09/replikasi-pada-eukariotik/)
Tahapan
replikasi DNA :
1. Struktur DNA yang doble helix diputuskan ikatannya
oleh enzim DNA helicase membentuk DNA dengan untaian tunggal. Proses awal
pemutusan atau titik awal replikasi ini disebut dengan ORI ( The Origin of
Replication ). Dan akan membentuk percabangan untaian struktur DNA (
replication fork ). Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork)
ialah struktur yang terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini
dibentuk akibat enzim helikase yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya
untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari
sebuah untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut menjadi
"cetakan" untuk pembentukan dua untaian DNA baru berdasarkan urutan
nukleotida komplementernya. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh enzim primase dan disebut
primer.
DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
menambahkan nukleotida—dalam hal ini, deoksiribonukleotida—ke ujung
3'-hidroksil bebas nukleotida rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain,
rantai DNA baru disintesis dari arah 5'→3', sedangkan DNA polimerase bergerak
pada DNA "induk" dengan arah 3'→5'. Namun demikian, salah satu
untaian DNA induk pada garpu replikasi berorientasi 3'→5', sementara untaian
lainnya berorientasi 5'→3', dan helikase bergerak membuka untaian rangkap DNA
dengan arah 5'→3'. Oleh karena itu, replikasi harus berlangsung pada kedua arah
berlawanan tersebut.
2.
Struktur DNA tunggal
yang terbentuk distabilkan oleh protein-protein pengikat DNA yag disebut Single
Srand Biding protein ( SSB ).
3.
Helikase pada proses
sintesis DNA yang baru akan berikatan dengan enzim primerase untuk memungkinkan
akses pembentukan RNA primer.
4.
Enzim polimerase akan
memulai replikasi DNA dan akan memperpanjang untaian DNA yang terbentuk, yaitu
leadding strand ( DNA yang disintesis secara kontinu dan lagging strand (DNA
yang disintesis dalam framen yang pendek ( 1-5kb) yang disebut fragmen Okazaki.
5.
Leading strand dan lagging strand selama
selama replikasi DNA.
Pada replikasi DNA, untaian pengawal (leading
strand) ialah untaian DNA yang disintesis dengan arah 5'→3' secara
berkesinambungan. Pada untaian ini, DNA polimerase mampu membentuk DNA
menggunakan ujung 3'-OH bebas dari sebuah primer RNA dan sintesis DNA
berlangsung secara berkesinambungan, searah dengan arah pergerakan garpu replikasi.
Lagging strand ialah untaian DNA yang terletak pada sisi
yang berseberangan dengan leading strand pada garpu replikasi. Untaian
ini disintesis dalam segmen-segmen yang disebut fragmen Okazaki. Pada untaian ini, primase membentuk primer RNA. DNA
polimerase dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada primer RNA
tersebut untuk mensintesis DNA dengan arah 5'→3'. Fragmen primer RNA tersebut
lalu disingkirkan (misalnya dengan RNase H dan DNA Polimerase I) dan
deoksiribonukleotida baru ditambahkan untuk mengisi celah yang tadinya
ditempati oleh RNA. DNA ligase lalu menyambungkan fragmen-fragmen Okazaki
tersebut sehingga sintesis lagging strand menjadi lengkap.
6.
Enzim ligase kemudian
berperan dalam menyambungkan fragmen-fragmen tersebut.
Dinamika pada garpu replikasi
Bukti-bukti yang ditemukan belakangan
ini menunjukkan bahwa enzim dan protein yang terlibat dalam replikasi DNA tetap
berada pada garpu replikasi sementara DNA membentuk gelung untuk mempertahankan
pembentukan DNA ke dua arah. Hal ini merupakan akibat dari interaksi antara DNA
polimerase, sliding clamp, dan clamp loader.
Sliding clamp pada semua jenis makhluk hidup
memiliki struktur serupa dan mampu berinteraksi dengan berbagai DNA polimerase
prosesif maupun non-prosesif yang ditemukan di sel. Selain itu, sliding
clamp berfungsi sebagai suatu faktor prosesivitas. Ujung-C sliding clamp
membentuk gelungan yang mampu berinteraksi dengan protein-protein lain yang
terlibat dalam replikasi DNA (seperti DNA polimerase dan clamp loader).
Bagian dalam sliding clamp memungkinkan DNA bergerak melaluinya. Sliding
clamp tidak membentuk interaksi spesifik dengan DNA. Terdapat lubang 35A
besar di tengah clamp ini. Lubang tersebut berukuran sesuai untuk
dilalui DNA dan air menempati tempat sisanya sehingga clamp dapat bergeser
pada sepanjang DNA. Begitu polimerase mencapai ujung templat atau mendeteksi
DNA berutas ganda (lihat di bawah), sliding clamp mengalami perubahan
konformasi yang melepaskan DNA polimerase.
Clamp loader merupakan protein bersubunit banyak
yang mampu menempel pada sliding clamp dan DNA polimerase. Dengan hidrolisis ATP, clamp loader terlepas dari sliding clamp sehingga DNA
polimerase menempel pada sliding clamp. Sliding clamp hanya dapat
berikatan pada polimerase selama terjadinya sintesis utas tunggal DNA. Jika DNA
rantai tunggal sudah habis, polimerase mampu berikatan dengan subunit pada clamp
loader dan bergerak ke posisi baru pada lagging strand. Pada leading
strand, DNA polimerase III bergabung dengan clamp loader dan berikatan
dengan sliding clamp.
Enzim yang berperan dalam proses replikasi DNA :
1. Enzim Helicase
Enzim
ini berfungsi untuk memotong untaian DNA yang doble heliks pada proses
replikasi DNA menggunakan enegi kimia.
2. Enzim topoisomerase
Berfungsi
untuk membantu helicase untuk memotong untaian DNA dengan mengurangi tegangan
untaian DNA.
3. Enzim DNA polimerase
Berfungsi
untuk memperpanjang untaian DNA baru.
4. Enzim Ligase
Berfungsi
untuk melekatkan fragmen-fragmen okazaki.
5. Enzim Primerase
Enzim yang
memungkinkan akses pembentukan RNA primer.
B. Sintesis Protein
Protein
dibentuk dalam ribosom. DNA menyampaikan informasi kepada ribosom untuk
mensintesis protein yang diperlukan. Protein tersusun dari berbagai asam amino
yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada
awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal
sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein
(proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai kode
genetik.
Kode genetik
dapat menggunakan urutan singkat dari basa untuk memberikan kode bagi
masing-masing asam amino. Kemungkinan kode genetik yang paling sederhana adalah
kode singlet, yaitu sebuah nukleotida memberi kode untuk satu asam amino
disebut kode duplet.
Apabila suatu urutan dua basa memberi kode untuk satu asam amino disebut kode triplet. Triplet adalah tiga basa yang menerjemahkan suatu asam amino. Triplet RNA duta disebut kodon. Dengan kata lain, kodon adalah satu kelompok nukleotida yang memerinci suatu asam amino.
Kode genetik berlaku universal, karena kode yang lama berlaku untuk sementara organisme hidup. Dari 64 kodon triplet, terdapat 60 kodon yang akan mengkodekan 20 macam asam amino. Tiga kodon lainnya merupakan kodon tidak bermakna, karena tidak mengkodekan asam amino dan satu kodon lainnya merupakan kodon permulaan, karena memulai sintesis polipeptida.
Apabila suatu urutan dua basa memberi kode untuk satu asam amino disebut kode triplet. Triplet adalah tiga basa yang menerjemahkan suatu asam amino. Triplet RNA duta disebut kodon. Dengan kata lain, kodon adalah satu kelompok nukleotida yang memerinci suatu asam amino.
Kode genetik berlaku universal, karena kode yang lama berlaku untuk sementara organisme hidup. Dari 64 kodon triplet, terdapat 60 kodon yang akan mengkodekan 20 macam asam amino. Tiga kodon lainnya merupakan kodon tidak bermakna, karena tidak mengkodekan asam amino dan satu kodon lainnya merupakan kodon permulaan, karena memulai sintesis polipeptida.
Tabel kode genetik
(http://biomansmaitnh.blogspot.com/2011/08/hereditas-bag-2.html)
Sintesis protein adalah proses
pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode
genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.
Sintesis protein secara garis besar dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu
proses pembuatan molekul mRNA pada inti sel (transkripsi) dan proses
penerjemahan mRNA oleh rRNA serta perangkaian asam amino di ribosom (translasi).
Sintesis protein melibatkan DNA
sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara
langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang
telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat
diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi
ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida
dari urutan asam amino yang spesifik. Suatu konsep dasar hereditas yang mampu
menentukan ciri spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran
informasi bahan genetik dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut
dikenal dengan dogma genetik. Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai
proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua dogma genetik adalah proses
translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNAd menjadi urutan asam amino.
Kode seperti yang disebut di atas
diterjemahkan pada suatu struktur yang disebut ribosom yang juga dibuat di
dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat bagi mRNA di mana mRNA akan terikat.
Asam amino untuk sintesis protein akan di bawa ketempat ini oleh RNA transfer
(tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet yang akan berikatan dengan urutan
nuklotida yang sesuai pada mRNA. Sebagai contoh fenil alanin yang terikat pada
tRNA yang miliki tiplet AAA (adenin-adenin-adenin) akan berikatan dengan urutan
nukleotida yang sesuai pada mRNA yaitu UUU (urasil, urasil, urasil). Secara
garis besar, ADN sebagai bahan genetis mengendalikan sifat individu melalui
proses sintesis protein. Ada dua kelompok protein yang dibuat ADN, yaitu
protein struktural dan protein katalis. Protein struktural akan membentuk sel,
jaringan, dan organ hingga penampakan fisik suatu individu. Inilah yang
menyebabkan ciri fisik tiap orang berbeda satu sama lain. Protein katalis akan
membentuk enzim dan hormon yang berpengaruh besar terhadap proses metabolisme,
dan akhirnya berpengaruh terhadap sifat psikis, emosi, kepribadian, atau
kecerdasan seseorang.
Proses sintesis protein dapat
dibedakan menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah transkripsi yaitu pencetakan
ARNd oleh ADN yang berlangsung di dalam inti sel. ARNd inilah yang akan membawa
kode genetik dari ADN. Tahap kedua adalah translasi yaitu penerjemahan kode
genetik yang dibawa ARNd oleh ARNt.
Pelaksana sintesis protein adalah:
1.
RNA-duta
atau RNA-messenger (RNAm), pembawa perintah/informasi genetik, merupakan jenis RNA terbesar
molekulnya di dalam sel.
2.
RNA-ribosom
(RNAr), menyusun sebagian besar ribosom sebagai mesin pabrik protein.
3.
RNA-transfer
(RNAt), pengantar asam amino ke ribosom, merupakan jenis RNA terkecil
molekulnya di dalam sel
Proses sintesis protein dapat
dibedakan menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah transkripsi yaitu pencetakan
ARNd oleh ADN yang berlangsung di dalam inti sel. ARNd inilah yang akan membawa
kode genetik dari ADN. Tahap kedua adalah translasi yaitu penerjemahan kode
genetik yang dibawa ARNd oleh ARNt. Sebelum dibahas tentang tahap-tahap dalam
transkripsi terlebuh dahulu kita mengetahui beberapa di bawah ini:
Transkripsi
Transkripsi merupakan
pembentukan/sintesis mRNA dari fragmen salah satu rantai DNA, sehingga terjadi
proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke mRNA. Transkripsi adalah bagian
dari rangkaian ekspresi genetik (proses penerjemahan informasi genetik dalam
bentuk urutan basa menjadi protein). Pengertian asli “transkripsi” adalah alih
aksara atau penyalinan. Di sini, yang dimaksud adalah mengubah “teks” DNA
menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen timin di DNA yang
pada RNA digantikan oleh urasil.
DNA berperan sebagai materi genetik; artinya DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. DNA melakukan transkripsi agar gen asli tetap terlindung di dalam inti sel, sementara hasil kopinya ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya dalam proses sintesis protein. Jika RNA rusak, maka akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru.
Proses transkripsi ini terjadi di
dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di dalam nukleus, sedangkan hasil
transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju sitoplasma dan melekat pada
ribosom. Namun pada sel tumbuhan, transkripsi terjadi di dalam matriks pada
mitokondria dan plastida. Pada proses transkripsi, rantai DNA digunakan untuk
mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim RNA polimerase. Enzim
tersebut menempel pada bagian yang disebut promoter, yang terletak sebelum gen.
Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang akan disalin terbuka.
Akibatnya, dua rantai DNA berpisah. Salah satu DNA berfungsi sebagai pencetak
atau sense, yang lain sebagai antisense. Misalnya pencetak memiliki urutan basa
G-A-G-A-C-T, dan pasangan komplemen memiliki urutan C-T-C-T-G-A. Karena
pencetaknya G-A-G-A-C-T, maka mRNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, mRNA
C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian dari DNA C-T-C-T-G-A, dan merupakan
komplemen dari pencetak.
Tahapan-¬tahapan
pada transkripsi terbagi menjadi tiga, yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi.¬
(1) Inisiasi (permulaan), yaitu keduai untai DNA pencetak RNA mulai membuka dan mempersiapkan diri untuk memulai transkripsi
(2) Elongasi(pemanjangan), yaitu pembukaan gabungan untai DNA (doble helix) sepanjang satu unit transkripsi oleh enzim RNA Polimerase
(3) Terminasi (penghentian), yaitu berhentinya proses transkripsi RNA karena telah mencapai titik terminator (penghenti) lalu RNA dilepaskan dan dua untai DNA bergabung lagi membentuk doble helix.
(1) Inisiasi (permulaan), yaitu keduai untai DNA pencetak RNA mulai membuka dan mempersiapkan diri untuk memulai transkripsi
(2) Elongasi(pemanjangan), yaitu pembukaan gabungan untai DNA (doble helix) sepanjang satu unit transkripsi oleh enzim RNA Polimerase
(3) Terminasi (penghentian), yaitu berhentinya proses transkripsi RNA karena telah mencapai titik terminator (penghenti) lalu RNA dilepaskan dan dua untai DNA bergabung lagi membentuk doble helix.
Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan
urutan nukleotida atau kodon yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian
asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan
translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein.
Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen
dalam bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu.
Tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino tertentu.
Dalam proses translasi, sel
menginterpretasikan suatu pesan genetik dan membentuk protein yang sesuai.
Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang molekul mRNA,
interpreternya adalah RNA transfer. Setiap tipe molekul tRNA menghubungkan
kodon tRNA tertentu dengan asam amino tertentu. Ketika tiba di ribosom, molekul
tRNA membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya. Pada ujung lainnya
terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon, yang berdasarkan aturan
pemasangan basa, mengikatkan diri pada kodon komplementer di mRNA. tRNA mentransfer
asam amino-asam amino dari sitoplasma ke ribosom.
Ribosom memudahkan pelekatan yang
spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub
unit ribosom dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA yang disebut
RNA ribosomal.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
Inisiasi (permulaan)
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul yang mirip dengan ATP.
Inisiasi (permulaan)
Daerah DNA di mana RNA polymerase
melekat dan mengawali transkipsi disebut sebagai promotor. Suatu promotor
menentukan di mana transkipsi dimulai. Juga menentukan yang mana dari kedua
rantai heliks DNA yang akan digunakan sebagai cetakan. Sebagian rantai DNA
membuka, kemudian disusul oleh pembentukan ratai RNA-duta (RNAm). Rantai DNA
yang mencetak RNAm disebut rantai sense/template. Pasangan rantai sense yang
tidak mencetak RNAm disebut antisense. Proses ini dimulai dari menempelnya
ribosom sub unit kecil ke mRNA. Penempelan terjadi pada tempat tertentu yaitu
pada 5’-AGGAGGU-3’, sedang pada eukariot terjadi pada struktur tudung
(7mGpppNpN). Selanjutnya ribosom bergeser ke arah 3’ sampai bertemu dengan
kodon AUG. Kodon ini menjadi kodon awal. Asam amino yang dibawa oleh tRNA awal
adalah metionin. Metionin adalah asam amino yang disandi oleh AUG. pada
bakteri, metionin diubah menjadi Nformil metionin. Struktur gabungan antara
mRNA, ribosom sub unit kecil dan tRNA- Nformil metionin disebut kompleks
inisiasi. Pada eukariot, kompleks inisiasi terbentuk dengan cara yang lebih
rumit yang melibatkan banyak protein initiation factor.
1. RNA polymerase melekat pada promoter.
2. RNA polymerase membuka strand DNA.
3. RNA nukleotida menempel pada DNA
template.
4. RNA polymerase menghubungkan RNA
nukleotida
Proses inisiasi dimulai ketika ribosom
subunit kecil berikatan dengan mRNA. Inisiator tRNA yang membawa metionin
berikatan pada daerah AUG yang mengkode asam amino metionin. Selanjutnya
ribosom sub unit besar akan menempel Pada ribosom subunit kecil. Catatan, sisi
A dan sisi P merupakan tempat pengikatan tRNA.
Elongasi (pemanjangan)
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA,
RNA membuka untaian heliks ganda DNA dengan bantuan enzim polimerase, sehingga
terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA-nya.
1.
RNA
polymerase bergerak di sepanjang DNA
2.
Nukleotida
melekat pada DNA template
3.
Strand
RNA mengelupas dari DNA
4.
DNA
kembali menyatu.
Pada tahap elongasi dari translasi,
asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama
(metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca kodon
II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon
AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama
kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida. Ribosom terus
bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera diterjemahkan oleh
antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom.
Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga
membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu
berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino
guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
Terminasi
Terminasi (pengakhiran) Transkripsi
berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang disebut
terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai kodon terminasi (kode stop) yang sesungguhnya. Pada sel
prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir kodon terminasi,
yaitu ketika polimerase mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA.
Sebaliknya, pada sel eukariotik polimerase terus melewati sinyal terminasi,
suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA. Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35
nukleotida, mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
1. RNA polymerase megenai terminator
2. RNA polymerase melepaskan RNA
3. RNA polymerase meninggalkan DNA.
Pada eukariotik, hasil dari
transkripsi di DNA adalah pre-mRNA, artinya mRNA yang belum siap untuk
ditranslasi. Hal tersebut disebabkan karena pre-mRNA masih banyak mengandung
intron, yaitu rangkaian kodon yang tidak bisa diterjemahkan menjadi protein.
Intron ini sangat banyak pada DNA eukariotik. Bagian yang akan menjadi mRNA
matang dinamakan dengan ekson. Ekson mengandung informasi yang akan
diterjemahkan menjadi protein. Oleh
karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing mRNA. Proses
splicing berguna untuk membuang bagian intron yang secara genetik tidak
mengandung informasi terkait asam amino. Splicing terjadi sebelum mRNA
dikeluarkan dari inti sel.
Konsep penting dalam transkripsi: Pasangan
tiga basa nitrogen disebut triplet. Triplet yang terdapat pada rantai sense ADN
yang mencetak ARNd disebut kodogen. Triplet yang terdapat pada ARNd disebut
kodon. Triplet yang terdapat pada ARNt disebut antikodon
Translasi prokariot dan eukariot
Walaupun mekanisme dasar transkripsi
dan translasi serupa untuk prokariot dan eukariot, terdapat suatu perbedaan
dalam aliran informasi genetik di dalam sel tersebut. Karena bakteri tidak
memiliki nukleus (inti sel), DNA-nya tidak tersegregasi dari ribosom dan
perlengkapan pensintesis protein lainnya. Transkripsi dan translasi dipasangkan
dengan ribosom menempel pada ujung depan molekul mRNA sewaktu transkripsi masih
terus berlangsung. Pengikatan ribosom ke mRNA membutuhkan situs yang spesifik.
Sebaliknya, dalam sel eukariot selubung nukleus atau membran inti memisahkan
transkripsi dari translasi dalam ruang dan waktu. Transkripsi terjadi di dalam
inti sel dan mRNA dikirim ke sitoplasma tempat translasi terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar